MEMILIH BANK YANG AMAN DAN MENGUNTUNGKAN

Ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam memilih bank, yakni faktor keamanan dan keuntungan. Kedua faktor ini umumnya bertolak belakang. Artinya, kalau uang anda aman biasanya tidak untung. Malah ada yang sampai rugi. Contohnya menabung di bank-bank yang ada biaya administrasinya. Uang anda aman tetapi bunganya sangat kecil tidak sebanding dengan biaya administrasi bulanan yang jumlahnya tidak sedikit. Kalau saldo tabungan Rp. 1 juta selama 6 bulan tidak pernah ada transaksi bisa jadi jumlahnya tidak pernah bertambah malah mungkin berkurang karena terus terpotong biaya administrasi. Jika mau untung besar, anda mungkin berpikir untuk menempatkan dana di investasi. Misalnya membeli saham, beli reksadana, masuk unit link dan sebagainya. tetapi resikonya juga besar. Sewaktu-waktu harga saham bisa turun drastis. Uang anda menjadi tidak aman.

Di sektor perbankan. Pemerintah telah melindungi dana nasabah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lembaga ini akan menjamin setiap dana nasabah apabila terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan terhadap bank. Tetapi jaminan tersebut dibatasi dari 2 segi, yakni suku bunga dan nominal. Dari segi bunga, LPS pada saat ini hanya menjamin maksimum 7% untuk bank umum dan 10.25% untuk BPR. Kalau ada bank yang suku bunga simpanannya melebihi ketentuan itu, dapat dipastikan tidak dijamin Pemerintah. Anda harus hati-hati dalam hal ini. Jangan hanya tergiur dengan bunga tinggi tetapi akhirnya dana tidak aman. dari segi nominal, dana yang dijamin Pemerintah saat ini mencapai Rp. 2 milyar. Sepanjang masih di bawah Rp. 2 milyar, jangan kuatir di bank manapun dijamin asalkan bunganya sesuai dengan bunga penjaminan.

Memilih bank haruslah pintar dan hati-hati. apalagi bagi yang mempunyai dana besar. Ikutilah beberapa tips di bawah ini :

1. Pilih Bank yang memberikan suku bunga lebih tinggi tetapi masih dalam batas-batas penjaminan Penjaminan LPS.

2. Anda juga harus jeli dengan kinerja bank tempat anda menyimpan uang. Bank yang transparan biasanya menempelkan laporan keuangannya di papan pengumumannya. Cermatilah laporan itu dan pastikan bank tempat anda menyimpan uang benar-benar mempunyai kinerja yang sehat.

3. Jangan hanya tergiur dengan suku bunga tinggi tanpa memperhatikan keamanan uang anda.

4. Agar dana anda menguntungkan pilihlah bank yang membebaskan biaya administrasi bulanan.





PT BPR Nusamba Temon, Mitra Harmoni Indramayu, Nusamba Singaparna, Nusamba Plered, Nusamba Tanjungsari, Nusamba Sukaraja, Nusamba Adiwerna, Nusamba Cepiring, Nusamba Pecangaan, Nusamba Ampel, Nusamba Banguntapan, Nusamba Wlingi, Nusamba Ngunut, Nusamba Genteng, Nusamba Rambipuji, Nusamba Brondong, Nusamba Mengwi, Nusamba Manggis, Nusamba Kubutambahan, Nusamba Tegallalang, Mitra Harmoni Mataram

KEUNTUNGAN MENABUNG

Memiliki Kebiasaan menabung sudah jelas sangat berguna untuk masa depan kita. Menabung adalah menyimpan sejumlah uang agar dapat digunakan di kemudian hari jika diperlukan. Semakin banyak duit yang ditabung maka semakin baik. Ada pepatah yang mengatakan "hemat pangkal kaya", ini maksudnya apabila kita rajin menyimpan banyak uang dan hidup sederhana tidak berlebihan maka pada akhirnya kita akan dapat menikmati hasil yang membahagiakan.

Jangan lupa bahwa menabung ada batasnya. Bayarlah kewajiban pajak dan zakat anda sebelum menabung serta mengamalkan sebagian uang kita untuk ibadah agar lebih bahagia di kehidupan selanjutnya kelak.

Membiasakan diri menabung dari kecil akan dapat membentuk sifat hemat, berfikir jauh ke depan, tidak egois, sabar, dan lain sebagainya. Untuk itu jika kita memiliki anak maka didiklah anak kita supaya menjadi penabung yang ulung. Tetapi hindari hemat yang berlebihan atau kekhawatiran pada persepsi kebutuhan masa depan yang negatif agar kita tidak menjadi orang yang memiliki sifat pelit atau kikir.

Berikut ini adalah beberapa tips menabung uang yang mungkin berguna bagi anda :

1. Menabung di Bank Yang Terpercaya

Menabunglah di bank agar uang yang kita simpan aman selalu dari para penjahat. Menabung di bank mungkin akan memberikan kita keuntungan bunga bank atau bagi hasil usaha karena uang yang kita setorkan digunakan pihak bank untuk investasi.

Sebaiknya anda menabung di beberapa bank yang berbeda jika uang anda jumlahnya cukup banyak di bank yang bonafid agar uang anda tidak hilang jika tiba-tiba bank tersebut dilikuidasi atau melakukan tindak kecurangan. Dengan menabung di bank yang berbeda maka anda bisa tetap melakukan transaksi ketika suatu bank sedang mengalami masalah.

2. Simpan Uang Receh Anda Yang Tidak Terpakai

Ketika punya banyak uang receh sebaiknya sebagian anda simpan di suatu tempat yang aman dari tangan-tangan jahil termasuk tangan jahil anda sendiri. Ketika jumlahnya sudah banyak anda bisa memasukkannya ke rekening bank atau tetap anda simpan. Lupakan uang receh itu seolah-olah mereka tidak ada atau mereka hanyalah benda tak berguna agar anda tidak tertaris untuk membelanjakannya.

Anda bisa memulai hobi baru dengan mengumpulkan uang receh seperti paman gober bebek di mana anda bisa mendapatkan kepuasan batin ketika melihat uang-uang itu dan merasa betapa kayanya anda. Namun jumlahnya jangan banyak-banyak. Ketika diperlukan mendadak dan genting, uang tersebut dapat anda pakai tanpa harus meminjam pada orang lain, pergi ke mesin atm, mengantri di bank, menunggu gajian, dan lain-lain.

3. Jangan Menabung Uang Terlalu Banyak ---> Investasi

Batasilah menabung uang dalam bentuk cash dalam tabungan biasa atau deposito agar uang yang anda miliki idak terus berkurang nilainya dimakan waktu dan inflasi walaupun secara nilai uang anda terus bertambah dari waktu ke waktu.

Jumlah yang ada di buku tabungan anda batasi karena terlalu banyak uang yang anda timbun maka semakin rugi anda karena bunga di bank lebih kecil dari tingkat inflasi sehingga dalam jangka waktu lama uang anda akan semakin kecil nilainya.

Jalan keluar yang baik adalah berinvestasi pada sesuatu yang dapat menguntungkan banyak orang lain seperti membuka suatu usaha yang banyak memberi kesempatan kerja bagi orang lain. Daripada kita melakukan investasi pada properti, bermain forex / valas, deposito, saham, dsb lebih baik kita membuka usaha yang anda kuasai dan yakin akan memberi keuntungan besar.

Senang melihat orang lain senang adalah inti dari semuanya. Ada suatu kepuasan batin tersendiri ketika orang yang kita pekerjakan hidup bahagia. Berbagilah dengan sesama manusia dengan uang yang kita miliki daripada.

4. Hilangkan Emosi Sesaat, Gaya Hidup Boros Dan Gengsi Anda

Kartu kredit adalah salah sumber potensi bencana yang sangat besar. Dengan kartu kredit anda bisa seenaknya melakukan pengeluaran yang tidak perlu dan anda tersadar dengan lilitan hutang yang mencekik urat leher di mana semua telah berakhir dan penyesalan datang selalu di akhir. Para debt collector / penagih hutang pun akan dengan senang hati meneror hidup anda dan keluarga bahkan teman, tetangga, teman kantor, bos, dsb. Sebaiknya gunakan kartu debit / kartu atm namun tetap dengan bijaksana.

Hidup sederhana adalah kunci kebahagiaan. Hidup yang terlalu gelamor, penuh gengsi, suka pamer kekayaan, senang dipuja-puji orang lain, dan sebagainya hanya akan menjerumuskan anda pada kebodohan dan kemiskinan di masa mendatang. Jadilah oang yang low profil / rendah diri tetapi bila orang lain tahu kenyataan pada diri anda makan orang itu akan terkagum-kagum.

Ketika anda sedang memiliki banyak rezeki, maka sebagainya anda tidak berfoya-foya seperti meningkatkan standar hidup secara drastis, suka traktir, suka membantu / menolong orang lain untuk mendapat pujian, dll. Ketika seseorang sedang sukses mendapatkan penghasilkan yang besar umumnya dia akan meningkatkan pola konsumsi sehingga pengeluaran pun akan turut serta membengkak.

Sebelum membeli sesuatu sebaiknya ada pikir berjuta-juta kali agar anda tidak menyesal kelak. Misalnya ada penawaran khusus suatu barang yang mahal sehingga jadi terlihat murah maka anda harus bertanya apakah barang itu akan terus-menerus anda gunakan dalam jangka panjang? dan apakah nilai produk jauh lebih besar dari harganya?. Terkadang kita baru sadar setelah membeli ternyata kita tidak menggunakannya terus menerus darena cepat bosan atau ternyata tidak penting.

5. Lakukan Perencanaan Hidup Yang Matang

Buatlah tahapan-tahapan dalam hidup anda secara mendetail serta nilai uang yang dibutuhkan untuk menggapainya seperti untuk sekolah, kuliah, mencari pekerjaan, menikah, membeli kendaraan, berobat, biaya sekolah anak, biaya makan, rekreasi, membuka usaha dan lain sebagainya. Dengan begitu anda akan semakin bijak dalam melakukan pengeluaran setelah tahu seberapa besar dana yang anda butuhkan kelak.





PT BPR Nusamba Temon, Mitra Harmoni Indramayu, Nusamba Singaparna, Nusamba Plered, Nusamba Tanjungsari, Nusamba Sukaraja, Nusamba Adiwerna, Nusamba Cepiring, Nusamba Pecangaan, Nusamba Ampel, Nusamba Banguntapan, Nusamba Wlingi, Nusamba Ngunut, Nusamba Genteng, Nusamba Rambipuji, Nusamba Brondong, Nusamba Mengwi, Nusamba Manggis, Nusamba Kubutambahan, Nusamba Tegallalang, Mitra Harmoni Mataram

Tips Membedakan Uang Asli dan Uang Palsu

Cara & Tips Membedakan Uang Asli dan Uang Palsu / Upal – 3D : Dilihat , Diraba dan Diterawang – Memberantas Peradaran Upal

Uang palsu adalah uang yang dicetak atau dibuat oleh perseorangan maupun perkumpulan/sindikat tertentu dengan tujuan uang palsu hasil cetakannya dapat berlaku sesuai nilainya dengan sebagaimana mestinya. Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik analisis yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3d tersebut ialah :

1. Dilihat
Lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah-patah, atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli.

2. Diraba
Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum.

3. Diterawang / Ditrawang
Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak.

Tambahan :
Saat ini sudah ada alat yang dapat memeriksa apakah secarik uang itu asli atau palsu. Anda bisa menggunakan alat yang memendarkan sinar ultra violet untuk menentukan itu asli atau palsu. Anda bisa mencari alat deteksi uang palsu / upal tersebut di banyak tempat. Yang anda butuhkan hanyalah menyalakan alat tersebut dan mendekatkan bagian tertentu dengan uang yang diperiksa. Uang yang asli akan menampilkan sesuatu yang memendar cahaya.

BPR NUSAMBA DINYATAKAN SEHAT

23 November 2001

Malang, KBI Gemari
Ir.Hadi Sunarno, selaku Koordinator Komisaris dan atas nama para Pemegang Saham menyatakan dari data-data keuangan menunjukkan bahwa BPR Nusamba Group telah lolos dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, sehingga tidak ada satupun BPR yang dilikuidasi. Hal tersebut dinyatakannya pada acara pembukaan Raker BPR Nusamba Group di Hotel Kusuma Agro Wisata, Batu Malang, Senin, 12 Nopember 2001.
Lebih jauh dijelaskan bahwa sampai dengan September 2001, jumlah kantor sebanyak 28 buah terdiri dari 20 kantor induk, 2 kantor cabang dan 6 buah kantor kas pelayanan. Mengenai tingkat kesehatan dari 20 BPR disebutkan 19 berkatagori ‘SEHAT’ dan 1 BPR masih ‘cukup sehat’. Untuk tingkat kecukupan modal (CAR) seluruh BPR Nusamba secara konsolidasi rata-rata sebesar 26,82%, sedangkan tingkat kredit bermasalah (BDR) per September 2001 secara konsolidasi rata-rata tinggal 3,37%.
Pada Raker ke 12 BPR Nusamba yang dibuka Ketua I Yayasan Dsamandiri Prof.DR.Haryono Suyono, yang dihadiri para komisaris dan direksi BPR Nusamba seluruh Indonesia, Ir. Hadi Sunarno juga menyatakan penghargaan usaha keras BPR Nusamba Tanjungsari yang berhasil membebaskan diri dari kondisi ‘Tidak Sehat’ pada Tahun 2000 menjadi ‘Sehat’ menurut penilaian Bank Indonesia Bandung tahun 2001. Demikian juga keberhasilan BPR Rambipuji yang telah mencapai titik impas (BEP) pada Mei 2001 dan bahkan per September telah laba Rp.73 juta. Sedang BPR Nusamba Temon telah mencapai impas per Oktober tahun ini.
Berbicara tentang Total aset BPR Nusamba disebutkan selama kurun waktu September 2000 s/d September 2001, total ativa mengalami pertumbuhan sebesar 32,92% yaitu dari 50,8 milyard menjadi Rp. 67,5 milyar atau secara nominal tumbuh 6,7 milyard rupiah.
Dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk “tabungan” selama setahun tumbuh sebesar 14,52% atau sebesar 2,4 milyar rupiah dari 17,2 milyar pada tahun 2000 menjadi sebesar 19,7 milyar pada September 2001 dengan jumlah nasabah sebanyak 68.649 penabung. Sedang dana masyarakat dalam bentuk deposito selama setahun terakhir tumbuh sebesar 9,6 milyar atau sebesar l67,9% dari sebesar 5,7 milyar menjadi sebesar 15,3 milyar pada September 2001 dengan jumlah nasabah sebanyak l.278 deposan.
Mengenai pelemparan dana dalam bentuk “kredit” atau pinjaman yang diberikan kepada masyarakat, selama setahun terakhir tumbuh sebesar 40,38% atau sebesar 14,4 milyar dari 35,7 milyar pada September 2000 menjadi 50,1 milyar pada bulan September 2001.
Secara keseluruhan, pinjaman tersebut telah membantu pengusaha kecil dan menengah sebanyak 21.317 nasabah yang terdiri dari 15.071 nasabah umum dengan jumlah pinjaman sebesar 41,4 milyar dan 6.246 nasabah PUNDI dengan outstanding pinjaman sebesar Rp. 8,6 milyar.
Pinjaman PUNDI (Pusaka Mandiri) sebagai hasil kerjasama antara BPR Nusamba dan Yayasan Damandiri dalam waktu setahun terakhir perkembangannya menarik. Sesuai anggaran yang tersedia seharusnya pinjaman PUNDI sampai dengan Desember tahun 2001 sebesar Rp 8 milyar. Akan tetapi baru pada bulan September 2001 sudah mencapai angka 8,6 milyar dengan tingkat kemacetan “0” persen. Berdasar kenyataan tersebut Ir.Hadi Sunarno mengharapkan dana program PUNDI Yayasan Damandiri dapat lebih besar lagi.
Dari pengamatan di lapangan menunjukkan minat para nasabah bervariasi. Nasabah perorangan mengaku merasa sangat terbantu dengan kredit BPR yang prosesnya dinilai cepat. Nyoto ds.Pandansari, Kec.ngunut, Tulungagung pengusaha genteng/batu bata dan penggiling lempung serta pembuat Ledok (rakitan kendaraan angkut dengan mesin diesel yang dihubungkan gardan) mengaku sangat terbantu BPR Nusamba.
Hal serupa dinyatakan Sungkono, petani salak ds.Beru, Bajang, Blitar. Dengan pinjaman yang selalu cepat dilunasinya kini ia memiliki 3600 pohon salak siap panen dan 36 pohon durian. Salak paling mati pasaran Rp.2500/kg . Itupun kalau kebetulan musim mangga. Kalau tidak biasanya laku rp.3.500 –Rp.5.000, ucap Sungkono bangga.
Nyi.Renten, ketua PPKBD yang juga Ketua PUNDI I, dari Paciran mengharapkan jumlah kredit dapat ditambah dengan memperhatikan musim. Diambilnya contoh kalau pengrajin jahit menjahit atau bordir akan banyak membutuhkan dana menjelang lebaran karena banyak pesanan. Sedang petani, menjelang musim tanam, perlu tenaga garap, pupuk sehingga perlu dukungan dana, tambahnya. Sedang Riyani, PLKB Kec. Paciran yang diluar dinasnya dipercaya sebagai Pembina Pendamping berharap, merekapun berkesempatan memperoleh kredit tanpa agunan. Disebutkan dirumah kediamannya ia juga berusaha dagang kecil-kecilan, untuk mencukupi kebutuhan anak, ucapnya jujur. ()


qB2/D1


http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1614

BPR Nusamba Salurkan Kredit Sudara Rp 5 M

13 May 2004

Selain menyalurkan Kredit Pundi dan Pundi Kencana dari Yayasan Damandiri, BPR Nusamba juga menyalurkan Kredit Sudara yang merupakan produk Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Damai Sejahtera (INDRA). Kredit Sudara tersebut senilai Rp 5 miliar yang akan disalurkan melalui 20 BPR Nusamba yang ada di Jawa-Bali.

Menurut Koordinator Komisaris BPR Nusamba Ir Hadi Sunarno, sebagai Bank Perkreditan Rakyat yang menjangkau sampai ke pelosok pedesaan dan menjadi tumpuan bagi masyarakat kecil untuk memperoleh kredit secara cepat, tanpa agunan dan dalam jumlah yang tidak terlampau besar, nampaknya sangat tepat jika Kredit Sudara ini di salurkan melalui BPR Nusamba, karena sebagian besar nasabahnya dari kalangan usaha kecil.
Terlebih dengan masih diterapkannya pola jemput bola yang masih terus dipertahankan BPR Nusamba dalam menyalurkan kredit, sehingga nasabah tidak perlu lagi repot-repot mendatangi kantor BPR Nusamba yang tersebar di 20 Lokasi di Jawa-Bali.
Berbeda dengan Kredit Pundi dan Pundi Kencana yang telah lebih dahulu di salurkan BPR Nusamba bersama-sama dengan beberapa Bank Pembangunan Daerah, Bank Bukopin dan Bank BNI yang bermitra dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Kredit Sudara lebih dikhususkan untuk pengusaha kecil dengan jumlah pinjaman yang tidak terlampau besar paling tinggi Rp 2 juta dan tanpa agunan dengan bunga pasar.
Sedangkan BPR Nusamba akan menambahkan biaya administrasi termasuk biaya
transportasi yang dibebankan kepada nasabah, karena di sini nasabah tidak perlu repot datang ke kantor dan semuanya diselesaikan di kediaman nasabah.
“Kepercayaan yang diberikan Yayasan Damandiri dan Yayasan Indra kepada BPR Nusamba untuk turut serta menyalurkan Kredit Sudara kepada kelompok usaha kecil tidak terlepas dari keberhasilan BPR Nusamba dalam menyalurkan Kredit Pundi dan Pundi Kencana. Kredit macet sangat kecil dan hampir bisa dikatakan tidak ada. Hal ini tidak lain karena diterapkannya sistem jemput bola yang menjadi andalan BPR Nusamba dalam menjalankan kegiatan perbankannya,” tukas Hadi Sunarno.

Dibagi sama
Berbeda dengan kredit Pundi dan Pundi Kencana di mana dari 20 BPR Nusamba yang ada di Jawa-Bali, dana yang disalurkan tidak merata disesuaikan dengan kondisi dan prospek daerah. Khusus untuk kredit Sudara dari dana Rp 5 miliar yang harus disalurkan BPR Nusamba, masing-masing BPR Nusamba akan mendapat jatah Rp 250 juta, dengan asumsi masih banyak kalangan usaha kecil yang sangat membutuhkan dana pinjaman dalam jumlah yang tidak terlampau besar.
Sedangkan teknis penyalurannya BPR Nusamba mengacu pada petunjuk pelaksana (Juklak) dan petunjuk teknis yang dikeluarkan Yayasan Damandiri dan kebijakasanaan yang digariskan BPR Nusamba sendiri. “Sedangkan untuk lebih menyukseskan penyaluran kredit Sudara kepada masyarakat, BPR Nusamba akan belajar dari pengalaman Jawa Timur yang telah terlebih dahulu menyalurkan kredit Sudara,” kata Koordinator Komisaris BPR Nusamba.
Selama ini masyarakat, terutama dari kalangan usaha kecil yang tidak memiliki agunan dan menginginkan adanya kucuran kredit dalam jumlah kecil tidak pernah ter-cover oleh bank. Karena itu, dengan adanya Kredit Sudara dari Yayasan Damandiri dan Yayasan Indra, BPR Nusamba dapat memenuhi keinginan mereka untuk memperoleh kucuran kredit.
Hadi Sunarno berharap, agar Kredit Sudara ini dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang digariskan Yayasan Damandiri dan Indra, yaitu mengangkat ekonomi rakyat kecil dengan bantuan kredit usaha kecil (kredit Sudara) yang disalalurkan BPR Nusamba. (B5/B2/D1)


http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2164

BPR NUSAMBA MENJEMPUT NASABAH MIKRO

24 May 2003

Salah satu cara untuk mengembangkan kredit mikro yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan adalah dengan menjemput nasabah yang ada di pasar, di desa maupun di pusat-pusat perdagangan lainnya. Atau mengantarkan kredit itu ke “pabrik” sederhana dimana suatu industri kecil mengolah bahan baku dengan cara tradisional. Atau mengantarkannya kepada seorang tukang yang sedang berkeringat di bengkelnya di desa. “Jemputan” itu mutlak perlu dilakukan oleh lembaga keuangan mikro yang dekat dengan nasabahnya. Lembaga ini harus sabar memberi informasi tentang tersedianya kesempatan memperoleh modal, cara mengambil kredit, memberi pengalaman nasabah untuk mempunyai kredit, sanggup mengantarkan kredit, kerajinan mengambil cicilan dan bunga, dan memberi penghargaan ketika nasabah melunasi kreditnya dengan baik.

Sasaran kredit mikro umumnya adalah masyarakat yang belum banyak berkenalan dengan sistem perbankan. Mereka umumnya adalah masyarakat yang ingin membuka usaha, masyarakat yang mempunyai usaha mikro, kecil atau menengah, atau masyarakat yang ingin memperluas usahanya dan memerlukan modal atau modal tambahan. Karena itu pertama-tama mereka harus terlebih dahulu diperkenalkan kepada bank.

Dalam kondisi seperti itu, Yayasan Damandiri, sejak tahun 1996 telah bekerja sama dengan BKKBN, Bank BNI dan PT Posindo, mencoba memperkenalkan kelompok-kelompok yang semula bergerak dalam bidang KB untuk berkenalan dengan sistem tabungan bank sekaligus berlatih membuka usaha ekonomi produktif dengan dukungan modal yang berasal dari kredit bank. Usaha itu sebagian berjalan lancar. Tidak kurang dari 13 juta keluarga telah belajar menabung. Dari padanya tidak kurang dari 10 juta keluarga telah belajar membuka usaha ekonomi produktif, baik secara sendiri maupun secara berkelompok.

Sebagai forum pembelajaran dan sekaligus sebagai upaya pemberdayaan, usaha tersebut boleh dikatakan membawa hasil yang lumayan. Bersama usaha lain yang diselenggarakan oleh Departemen atau lembaga lain, termasuk oleh lembaga swadaya masyarakat, banyak sekali kelompok atau anggota masyarakat secara perorangan telah maju dan berkembang menjadi usahawan mikro yang berhasil.

Menanggapi kemajuan itu, pada akhir tahun 1999, ketika Yayasan Damandiri harus memikirkan program lanjutan dengan cara mandiri karena dana yang sangat terbatas, dicarilah kerjasama saling menguntungkan dengan berbagai pihak. Atas petunjuk Ibu Wakil Presiden, pada waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri, Yayasan Damandiri mengarahkan kerjasama itu dengan pemerintah daerah dari kawasan Indonesia timur. Kerjasama itu digalang dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang secara operasional bergerak di kawasan Indonesia timur.

Setelah dipelajari dengan seksama diputuskan untuk bekerja sama dengan 20 jaringan Bank BPR Nusamba yang mempunyai jangkauan operasional di sebagian kawasan timur Indonesia serta beberapa Bank BPD, yaitu Bank BPD Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Program yang semula mendapat dukungan subsidi dan pembinaan oleh aparatur pemerintah dicoba dikembangkan dengan dukungan yang makin mandiri, yaitu dari kalangan perbankan masing-masing atau dari lembaga universitas, masyarakat dan atau mereka yang mempunyai simpati terhadap usaha mulia tersebut.

Secara teoritis program ini nampak sederhana dan mudah. Ada anggota masyarakat yang mempunyai usaha ekonomi produktif, atau mempunyai pengalaman karena hasil binaan dari berbagai instansi sebelumnya, atau ada anggota masyarakat yang telah berhasil dan memerlukan modal tambahan. Bank yang mempunyai dana bisa dengan mudah menyalurkan dana kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian mereka yang membutuhkan modal bisa menghubungi bank untuk mendapatkan dana.

Namun kenyataannya tidak demikian. Para pengusaha mikro yang baru belajar dengan berbagai skim itu umumnya tidak mengenal bank. Mereka umumnya dibina secara ketat dan padat tenaga pendamping oleh berbagai aparat, pemerintah dan LSM, dan tidak seluruhnya bisa segera siap mandiri atau dengan kemauan keras menyongsong dana yang tersedia di bank. Begitu juga dengan petugas bank, mereka biasa menunggu tamu calon nasabah dan tidak mempunyai ide menjemput bola, yaitu menjemput calon nasabah yang masih rikuh untuk pergi ke bank. Kedua pihak saling menunggu dan tidak ada transaksi.

Untuk mempermudah calon nasabah memperoleh kredit untuk usaha ekonomi produktif, Yayasan Damandiri menggalang kerjasama dengan jaringan BPR Nusamba dengan pendekatan menjemput nasabah dan atau mengantarkan dukungan kredit mikro kepada nasabah di pasar, di tempat mereka usaha, atau ke rumahnya. Dalam kerjasama ini Yayasan menempatkan dana pada Bank BPR sebagai deposito dengan arahan khusus untuk disalurkan kepada nasabah kredit mikro yang menjadi binaan Bank BPR di seluruh kawasan timur Indonesia.

Dalam waktu singkat, yaitu antara tahun 2000 – 2002, untuk empat kecamatan di Jawa Tengah, yaitu Kecamatan Adiwerna Tegal, Kecamatan Ampel Boyolali, Kecamatan Cepiring Kendal, dan Kecamatan Pecangaan Jepara, Bank BPR Nusamba telah berhasil “mengantar” kredit mikro Pembinaan Usaha Mandiri (PUNDI) kepada 1.359 nasabah dengan jumlah dana yang dipinjamkan seluruhnya Rp. 3.695.625.000,-.

Sungguh sangat menarik, dari 1.359 nasabah itu ada 1.252 nasabah bergerak dalam bidang perdagangan, 46 nasabah bergerak dalam bidang industri rumah tangga, 44 nasabah bergerak dalam bidang pertanian, dan 17 nasabah bergerak dalam bidang jasa. Yang juga sangat membesarkan hati adalah bahwa seluruh nasabah bukan datang dari kota besar seperti Solo dan Semarang, tetapi dari desa-desa di kecamatan tersebut yang umumnya orang-orang yang sederhana dan mempunyai usaha yang dibina dengan baik.

Untuk mengetahui secara mendalam ciri dan keadaan dari nasabah Bank BPR Nusamba tersebut Yayasan Damandiri mengadakan kerjasama dengan Yayasan Instat, suatu lembaga survey dan statistik, yang dipimpin oleh Bapak Sugito Suwito MA., mantan Kepala BPS, yang dalam pencacahan survey tersebut di lapangan bekerja sama dengan Kantor Statistik di Jawa Tengah.

Karena nasabah yang ada begitu besar jumlahnya dan dipandang tidak efisien untuk meneliti seluruhnya, maka untuk keperluan survey Yayasan Instat mengambil sampel sebanyak 241 nasabah yang terdiri dari 5 nasabah Ketua Kelompok dengan 18 anggota kelompok dan 218 nasabah individu. Selanjutnya seluruh sampel dikunjungi oleh para pencacah dan dilakukan wawancara terperinci untuk mengetahui ciri-ciri nasabah, pengalaman mereka dengan usahanya, cara mereka memperoleh kredit PUNDI serta penggunaan kredit itu untuk usahanya.

Sesuai dengan rancangan, kerjasama dengan Bank BPR Nusamba adalah suatu eksperimen penggunaan lembaga bank dengan tugas “menjemput bola”, dan mulai dengan pendekatan “debirokratisasi”, yaitu mengurangi ketergantungan pada fasilitas yang diberikan pemerintah. Secara proaktif para karyawan Bank BPR Nusamba ditugaskan menyebarluaskan informasi tentang kesempatan mendapatkan bantuan kredit itu kepada calon-calon nasabah keluarga sederhana yang dipandang prospektif. Para pejabat bank juga diharapkan meminta bantuan nasabahnya untuk mengajak teman atau tetangga nasabah yang kemungkinan membutuhkan bantuan dana.

Menurut hasil survey, ternyata metoda itu sangat efektif. Dari seluruh nasabah yang menjawab pertanyaan dalam survey, ternyata nasabah yang mendapatkan informasi dari pegawai bank BPR Nusamba tercatat hampir 50 persen dan yang mendapat informasi dari nasabah lain ada sekitar 30 persen. Sisanya mendapat informasi dari sumber lain, dan kurang dari 0.5 persen nasabah memperoleh informasi dari instansi pemerintah. Ini berarti bahwa pendekatan debirokratisasi mulai menampakkan hasilnya.

Sistem menjemput bola ternyata ditanggapi oleh nasabah sebagai suatu prosedur yang mudah. Karena itu ketika mereka ditanya dalam survey alasan kenapa mereka pilih kredit PUNDI yang disalurkan oleh BPR Nusamba, umumnya menyatakan bahwa prosedurnya mudah. Tidak kurang dari 89 persen anggota kelompok menyatakan bahwa mereka pilih kredit PUNDI dari Bank BPR Nusamba karena prosedur yang mudah. Tidak kurang dari 79 persen nasabah individu memilih kredit ini karena alasan yang sama.

Penyediaan kredit PUNDI sebagai upaya lanjutan untuk membantu keluarga yang semula mengembangkan usahanya di sekitar tahun 1993, yaitu sejak pemerintah memberikan dukungan terhadap upaya pengentasan kemiskinan dengan pendekatan langsung kepada penduduk, seperti program IDT, Kukesra, dan atau program pembinaan lainnya, nampak mencapai sasarannya. Sekitar 40 persen dari nasabah PUNDI adalah nasabah yang mulai dengan usaha ekonomi produktif antara tahun 1990 – 1999. Tidak kurang dari 47 persen adalah nasabah yang mulai dengan usaha ekonomi produktif sejak tahun 1993. Namun ada juga sekitar 33 persen nasabah telah mempunyai usaha mulai tahun 1970-an.

Rata-rata besarnya kredit PUNDI yang diterima oleh Ketua kelompok adalah sebanyak Rp. 1.900.000,-. Sedangkan setiap anggota kelompok menerima kredit rata-rata Rp. 1.013.889,-. Besarnya kredit PUNDI yang diterima oleh nasabah individu rata-rata adalah Rp. 3.241.572,-. Jumlah itu umumnya adalah sekitar tiga atau empat kali modal yang biasa mereka pergunakan untuk usaha di pasar atau di kampungnya. Biarpun jumlahnya relatif kecil, tetapi seperti diduga, kredit PUNDI bisa menjadi sarana untuk membantu masyarakat mengentaskan kemiskinan atau setidak-tidaknya membantu memberi lapangan kerja kepada khalayak di sekitarnya.

Para nasabah kelompok dan perorangan pada umumnya mempergunakan kredit untuk memperluas usaha atau menambah jenis barang yang dikelolanya dengan memanfaatkan tenaga kerja tambahan. Kelompok individu yang menambah tenaga kerja upahan antara 1 – 4 orang tercatat sebesar 25 persen. Tetapi lebih dari 97 persen mengerjakannya bersama dengan sekitar 1 – 4 orang anggota keluarga sendiri yang tidak dibayar, artinya kalau untung tentu dinikmati bersama.

Karena sebagian besar nasabah berusaha dalam bidang perdagangan maka tidak banyak memerlukan pengolahan bahan baku untuk usahanya, atau tidak membutuhkan bahan baku untuk diolah. Mereka mengambil dagangan dari daerah sekitarnya dan menjualnya kembali di rumah atau di tempat penjualan di warung atau di pasar.

Pada umumnya, sekitar 77 persen nasabah merasa bahwa tambahan modal dari kredit PUNDI yang mereka terima mendorong kemajuan usahanya. Hampir 23 persen yang tidak mengalami kemajuan, ternyata ada sekitar 33 presen mengalami kendala pemasaran dan sisanya menganggap modalnya tidak cukup besar untuk mendukung penjualan yang lebih luas pasarannya.

Hampir semua nasabah bisa membayar cicilannya dengan teratur, bahkan tidak sedikit yang mempunyai tabungan untuk pemupukan modal. Tabungan modal itu juga meningkatkan kepercayaan bank atas nasabahnya. Karena itu ketika nasabah yang mempunyai tabungan itu mengajukan pinjaman baru, hampir selalu mendapat dana pinjaman baru dengan jumlah yang lebih besar.

Pengalaman jaringan Bank BPR Nusamba di empat kecamatan di Jawa Tengah menjemput bola tersebut sungguh sangat menarik untuk dicontoh guna memperlancar penyaluran kredit mikro yang dewasa ini sedang hangat dibicarakan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Pengalaman tersebut mudah-mudahan ada manfaatnya untuk bank lain memenuhi harapan masyarakat di tempat lainnya. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan)-Nusamba-Pundi-24Mei2003(A1/B2/D1)



http://www.haryono.com/article/article/bpr-nusamba-menjemput-nasabah-mikro.html